Pada
suatu hari disiang nan cerah, ada seorang pria dewasa berambut hitam
panjang, berencana untuk pergi memangkas rambut di suatu tempat yang tak jauh
dari tempat tinggalnya. Selang beberapa saat ia menemukan tempat pangkas
yang dimaksud dan segera menghampirinya. Tanpa banyak berpikir panjang,
diapun masuk dan duduk di kursi tempat pemangkasan rambut yang telah
tersedia. Akhirnya, tak lama berselang terjadi dialog serius antara keduanya.
Tukang Pangkas: Oh ya! tahu
tidak mas, saya itu kurang yakin dan percaya yang nama adanya tuhan.
Yang dipangkas : Lah kenapa mas? (sedikit agak bingung)
Tukang pangkas: Coba Anda
perhatikan di jalanan sana, kenapa begitu banyak orang yang harus hidup dari
belas kasih orang lain, tidur di kaki lima pertokoan, berbaju sehelai itu saja
dari dulu, sampai akhirnya dia harus menghembuskan napas terakhir
disana juga. Lalu apakah itu pertanda tuhan itu masih ada?
Yang dipangkas: (Sejenak ia
terdiam, tak lama setelah itu lewat seseorang berambut gondrong disamping
mereka). Kalau begitu saya juga tidak percaya kalau tukang pangkas rambut itu
ada.
Tukang pangkas: Maksud kamu,
emang kamu nggak nglihat aku sebesar ini ada di dekat mu, jangan bercanda dech
kamu. Aku lagi berbicara serius ini.
Yang dipangkas: (Dengan tenang
dia menjawab)
saya juga lagi
berbicara serius, tadi Anda bilang si rambut gondrong nggak datang kepada mu,
makanya dia masih saja berambut panjang
Tukang pangkas: Lah iya! lalu apa
hubungannya sama saya? Anda semakin lama, semakin nggak nyambung dech kalau
berbicara.
Yang dipangkas: Jawabanya sudah
Anda temukan disana.
Tukang pangkas: Jawaban yang
mana?
Yang dipangkas: Si rambut
gondrong tidak datang kepada Anda, begitu juga kenyataan yang banyak terjadi
sekarang ini dalam kehidupan kita. Banyak orang yang sibuk pontang-panting
mencari rizki, senggol sana-senggol sini, tapi sayangnya banyak orang yang
tidak menyadari terhadap apa yang sebenarnya ia lakukan. Mereka hanya bisa
berbuat saja, tanpa diiringi dengan menengadahkan tangan pada Sang Illahi untuk
keberqahan dari rizki yang di dapat. Kalau keberqahan sudah di dapat, niscaya
semuanya akan terasa nikmat. Saya juga mau menanyakan pada Anda. Apakah Anda
benar-benar sudah memperhatikan dari semua sisi kehidupannya?
Tukang Pangkas: Tidak juga pak,
saya cuma sekilas memperhatikan ketika lagi lewat-lewat disana.
Yang dipangkas: Lah! apalagi itu,
bisa jadi mereka hanya memamfaatkan keadaan yang ada, karena tak jarang begitu
banyak orang yang menjadikan pengemis sebagai mata pencaharian sambilan. Lagian
pula menurut saya, kita juga tak sewajarnya memberikan mereka uang, karena
semakin membuat mereka malas untuk bekerja, kecuali mungkin teruntuk buat
mereka yang sudah tak mampu beraktifitas, seperti kaki atau tangannya
diamputasi, buta, dan lain-lain sebagainya.
Tukang Pangkas: Oooh! gitu ya
mas.
Kesimpulan; Cerita ini sebagai bahan rujukan buat kita
semua, bahwa dalam hidup ini kita tidak cukup hanya dengan berusaha saja tanpa
berdoa, apalagi jika berdoa saja tanpa dengan berusaha. Keduanya saling
terkait dan membutukan. satu lagi yang terpenting dalam hidup ini yaitu
berharap, janganlah mau bernegoisasi dengan rasa pesimis, akan tetapi selalu
berharap dan bermimpi, bahwa semua jalan yang akan kita lalui pasti memiliki
cahaya terang. Jika ketiganya sudah ada dalam diri kita yaitu usaha, doa dan
harapan (USDOPAN), maka
perhatikanlah apa yang akan terjadi !.
Bagus, dari isi bacaan dan desainnya, bulih haja lo u blajar nu v, :) hehehe,
BalasHapuskunbalnya laah
http://tugas-produktif-by-faisal.blogspot.com/2013/04/cara-menggunakan-recuva.html