Minggu, 18 Januari 2015

Nyawa KUCING Belang Tiga sudah TAK TERSELAMATKAN


 Berawal dari terik matahari yang cukup menyengat sekitar jam 14.00 . Nia dan teman-teman mau siap-siap ke acara Maulid Nabi , karena ibu, ayah dan adik-adik laki-laki ku semua tidur , hanya tertinggal Ahza (2thn) dan aku  "aduuh masa aku bawa Ahza sih ke acara , nggak banget deh" waktu itu berharap ada yang bangun . Nia coba buka pintu kamar adik laki-laki ku ,ehh aku ngeliat malah pulas banget tidurnya mereka hmm , berbalik badan lagi (kayak gorengan aja dibalik-balik . haha ) pengen buka pintu kamar orang tua ku akhirnya mama dan ayah bangun , jadi bisa pergi donk nihh ke acara .yee "akhirnya" kata ku dalam hati . Dengan semangatnya aku masuk kamar .

 Setelah siap-siap dandan (kayak pengantin kali dandan) aku langsung keluar kamar dengan menggunkan baju pink sama kerudung hitam ku terus nanya ke teman-teman ku bawa gula ? ( (rencananya sih yang agak sedikit , hhe , maklum lah masih SMA bukan ibu-ibu yang sering bawa gula banyak , biasanya sih adat kami disini bawa gula teh dan sebagainya gitu kalo mau ngasih orang yang punya acara) temen-temen ku bilang "nggak ada, ini mau beli" terus yang satunya bilang "aku bawa tapi yang banyakan dikit soalnya tadi rencana mau sama adik , tp adiknya tidur" (yaaah , padahal mau tuker kalo agak dikit biar bawannya satu aja punya ku yang agak banyak . hhe) kata mama sih "Ya udah , beli aja"

 Karena berhubung gula nggak ada, aku dan teman ku beli gula buat ke acara , tiba-tiba terdengar teriakan mama ku yang nggak jauh dari rumahku ke jarak toko tersebut , lalu aku menghampiri , ternyata mamaku sedang memegang kayu kuat berukuran panjang sambil mengejar ngejar sesuatu terus aku ikutin dari bawah mobil ayah ku terus ke rumah tetangga , halaman orang penjual kayu sampai dekat dengan musala dikomplek kami , ternyata mama ku sudah bisa misahin sesuatu dan akhirnya aku tengok "Kuciiiing" ya benar , sang ayah kucing mencabik cabik perutnya sang anak belang tiga hingga akhirnya kucing belang tiga tersebut lemah lunglai dan mama menyuruh ku untuk mengambil kucing tersebut namun aku menolak karena sangat sangat takut melihat dia berlumuran darah dan adik sepupuku pun mengambilnya dan beruntung kucing itu masih hidup , namun setelah beberapa jam ibunya datang dan menggendong anaknya (ala kucing) dan tak lama kucing kecil belang tiga itu pun tewas ......

 aku membuka kardus tempat anak kucing itu ternyata bibirnya putih pucat dan sesering kali terdengar sura mamaku "kasian sekali kucing itu" "kasian sekali kucing itu" "kasian sekali kucing itu" sampai berulang-ulang rupanya mama ku sangat teramat ingat tentang kejadian hari ini . padahal kata mama sudah berkali-kali di usir kucing laki-laki dewasa tersebut tanpa tau kenapa dia bisa masuk , khilaf mata ternyata kucing laki-laki dewasa tersebut sudah keluar rumah , sambil bawa anak kucingnya . :| 18-01-2015 :') R.I.P Kucing Belang Tiga 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar